Sabtu, 28 Mei 2011

Laboratorium Internet Dasar

Universitas Gunadarma adalah salah satu unversitas yang memiliki ke unggulan di bidang Teknologi Informasi, sehubungan dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat maka Universitas Gunadarma juga merupakan pendukung atau sarana sebagai Universitas Untuk Indonesia yang maju dalam teknologi berkembang.

Universitas Gunadarma juga di dukung dengan banyaknya fasilitas-fasilitas yang sangat mencukupi mahasiswa untuk mejadi mahasiswa yang terdepan dalam perkembangan teknologi , salah satunya adalah Laboratorium Internet Dasar. Dan laboratorium internet dasar bertempat di  kampus D Gunadarma, tepatnya di jalan margonda,di gedung 3 lantai 2. 

Laboratorium Internet Dasar Gunadarma adalah tempat dimana saya dan semua mahasiswa gunadarma mempelajari semua hal tentang dasar-dasar internet. Disana kita mengetahui kapan pertama kali internet di ciptakan, siapa yang menciptakan dan siapa saja yang terlibat dalam pembuatan internet tersebut dan bagaimana awalnya inernet bisa kita nikmati hingga sekarang.

Ini adalah salah satu hal tentang internet yang saya dapat dari laboratorium internet dasar :
Internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia.
Cukup menarik, dan masih banyak lagi yang saya dapat dari laboratorium internet dasar yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu  tetapi tidak mengurangi rasa hormat saya dengan apa yg saya dapat.

Ini adalah beberapa gambaran yang tidak diinginkan dari laboratorium internet dasar yang alakadarnya :
Mungkin saat mendengar kata Lab Internet Dasar yang terbayang oleh kita adalah Lab yang canggih, lengkap, (seperti ruangan Ilab :-D). Terus terang saya pun berpikir seperti itu. Dan akhirnya saya menyesal pernah berpikir seperti itu, karena nyatanya Lab ini jauh dari yang dibayangkan. Lab internet dasar ternyata adalah sebuah ruangan kecil, dengan belasan bahkan puluhan perangkat komputer jadul. Sebagian komputer di lab ini mengalami cacat, karena tidak memiliki anggota yang lengkap, seperti mouse.

Menurut saya hal tersebut tidak menghalangi saya dan teman-teman untuk menutut ilmu,tapi alangkah indahnya apabila menuntut ilmu dalam keadaan nyaman dan tidak ada hal yang menggangu.
Tentunya dengan kenyamanan ilmu yang didapat bisa lebih maksimal.




Jumat, 27 Mei 2011

Budaya China

Kebudayaan Cina (bahasa CinaδΈ­εœ‹ζ–‡εŒ–) ialah penempatan kepada salah satu tamadun tertua dan paling kompleks yang meliputi sejarah lebih 5,000 tahun. Negara China meliputi kawasan geografi besar yang penuh adat dan tradisi yang banyak berbeza antara pekan, bandar dan wilayah.
Kebudayaan Cina ialah istilah umum yang mengertikan asas kebudayaannya, juga di kalangan kawasan berbahasa Cina di luar Tanah Besar China.
Identiti
Di China wujudnya banyak kelompok etnik. Dari segi perangkaan pula, kelompok etnik yang terbesar ialah bangsa Han. dalam sejarah, banyak kelompok telah berasimilasi dengan etnik lain atau lenyap tanpa meninggalkan kesan. Pada masa yang sama, ramai dalam identiti Han telah memelihara tradisi bahasa dan budaya setempat yang berbeza-beza. Istilah Zhonghua Minzu digunakan untuk menghuraikan anggapan nasionalisme China secara am. Kebanyakan identiti kebudayaan tradisional dalam lingkungan komuniti mesti berkaitan dengan membezakan nama keluarga.
Setempat
Budaya Cina tradisional meliputi kawasan geografi yang amat luas, setiap rantau biasanya dibahagi kepada subbudaya yang berbeza-beza. Berikut adalah kelainan-kelainannya:
§  Kawasan lembangan Sungai Kuning termasuk HenanShanxiShaanxiHebei dan Shandong
§  Kawasan lembangan Sungai Yangtze termasuk SichuanYunnanGuizhouHunanHubeiJiangxiAnhuiZhejiang dan Jiangsu.

Struktur 
Sejak zaman Tiga Tokoh Murni dan Lima Maharaja, seseorang raja China pernah menjadi pemerintah terhadap segalanya. Zaman-zaman berbeza dalam sejarah menetapkan nama-nama berbeza untuk pelbagai kedudukan dalam masyarakat. secara konsepsi, setiap zaman maharaja atau feudal amat serupa, yang mana pegawai kerajaan dan tentera berpangka tinggi dalam hierarki, sementara penduduk-penduduk lain pula di bawah undang-undang China biasa. Sejak akhir Dinasti Zho (1046–256 BCE), masyarakat China tradisional disusun menjadi sistem hierarki golongan socio-ekonomi yang dikenali sebagai empat pekerjaan. Bagaimanapun, sistem ini tidak meliputi semua golongan sosial sementara pembezaan antara semua golongan menjadi kabur sejakpengkomersialan masyarakat China pada Dinasti Song (960–1279 CE). Pendidikan China Kuno juga panjang sejarahnya; sejak Dinasti Sui (581–618 CE) calon-calon berpendidikan membuat persediaan untuk peperiksaan diraja yang mengerah lulusan peperiksaan ke dalam kerajaan sebagai birokrat sarjana. Kemahiran dagangan dan kraf biasanya diajar oleh sifu. Sejarawan wanita Ban Zhao mengarang Pengajaran untuk Wanita pada Dinasti Han dan menggariskan empat nilai yang harus dituruti kaum wanita, sementara sarjana-sarjana seperti Zhu Xi dan Cheng Yi turut mengembangkan nilai-nilai ini.Perkahwinan Cina dan amalan seks Tao adalah antara adat-istiadat yang dijumpai dalam masyarakat.


Nilai-nilai
Kebanyakan nilai sosial diterbitkan dari Konfusianisme dan Taoisme dengan kombinasi konservatisme. Perkara mengenai fahaman mana paling berpengaruh selalu menjadi bahan perdebatan kerana timbulnya banyak konsep seperti Neo-Konfusianismeagama Buddha dan banyak lagi. Penjelmaan dan konsep-konsep kelahiran semula lain ialah satu peringatan akan hubungan antara hidup sebenar dan alam seterusnya.


Bahasa
Rencana utama: Bahasa Cina
Bahasa Cina lisan terdiri daripada sebilangan dialek Cina sepanjang sejarah. Ketika Dinasti Mingbahasa Mandarin baku dinasionalkan. Sengguhpun begitu, barulah ketika zaman Republik China pada awal abad ke-20 apabila kelihatan apa-apa hasil yang nyata dalam memupuk satu bahasa seragam di China.
Pada zaman kuno, bahasa Cina Klasik menjadi standard penulisan selama beribu-ribu tahun, tetapi banyak terhad kepada golongan sarjana dan cendekiawana. Menjelang abad ke-20, jutaan rakyat, termasuk yang di luar kerabat diraja buta huruf. Hanya selepas Gerakan 4 Mei baru bermulanya usaha beralih ke bahasa Cina Vernakular yang membolehkan rakyat biasa membaca kerana dirangka berasaskan linguistik dan fonologi bagi suatu bahasa lisan.


Mitos dan kerohanian
Rencana utama: Mitos Cina
Sebahagian besar budaya Cina berasaskan tanggapan bahawa wujudnya sebuah dunia roh. Berbagai-bagai kaedah penelahan telah membantu menjawab soalan, dan dijadikan pun alternatif kepada ubat. Budaya rakyat telah membantu mengisi kekosongan untuk segala hal yang tiada penjelasannya. Kaitan antara mitos, agama dan fenomena yang aneh memang rapat sekali. Dewa-dewi menjadi sebahagian tradisi, antara yang terpenting termasuk Guan Yin,Maharaja Jed dan Budai. Kebanyakan kisah-kisah ini telah berevolusi menjadi perayaan tradisional Cina. Konsep-konsep lain pula diperluas ke luar mitos menjadi lambang kerohanian seperti dewa pintu dan singa penjaga. Di samping yang suci, turut dipercayai yang jahat. Amalan-amalan seperti menghalaumogwai dan jiang shi dengan pedang kayu pic dalam Taoisme adalah antara konsep yang diamalkan secara turun-temurun. Upacara penilikan nasibCina masih diamalkan pada hari ini selepas bertahun-tahun mengalami perubahan.
Komentar : kebudayaan Cina memiliki banyak adat tradisi yg banyak berbeda sehingga menempatkan negara tersebut dalam posisi sejarah tertinggi.

Budaya Belanda

Belanda (bahasa Belanda: Koninkrijk der Nederlanden, secara harfiah berarti "Kerajaan Tanah-Tanah Rendah") adalah sebuah negara di Eropa bagian barat laut. Di sebelah timur negara ini berbatasan dengan Jerman, di sebelah selatan dengan Belgia dan di sebelah barat dengan Laut Utara.
Kata Belanda dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Portugis: Holanda -> olanda -> wolanda -> bolanda -> "Belanda".
Belanda adalah salah satu negara yang pernah menguasai Indonesia dan baru mengakui kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949, namun sekarang mengakui Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945.
Belanda merupakan salah satu negara yang terpadat di dunia dan kebanyakan tanahnya berada di bawah permukaan laut. Belanda juga terkenal dengandijk (tanggul), kincir angin, terompa kayu, tulip dan sifat terbuka masyarakatnya. Sifat liberalnya menjadi sebutan masyarakat internasional. Belanda juga menjadi tempat kedudukan Mahkamah Internasional. Amsterdam merupakan ibu kota Belanda dan Den Haag pusat administrasi dan kediaman Ratu Belanda.
Sejarah
sejarah belanda
Di bawah pemerintahan Karel V (kaisar Romawi Suci dan raja Spanyol) kawasan ini (kini Belanda) merupakan salah satu dari 17 daerah Belanda, yaitu daerah yang meliputi sebagian besar kawasan yang dikenal hari ini sebagai Belgia, Luxemburg dan Utara Perancis. Selepas mendapat kemerdekaan dariPhillip II (anak lelaki Karel V) pada 1648, Belanda menjadi sebuah negara republik yang dinamakan Republik Tujuh Propinsi (Republiek der Zeven ProvinciΓ«n). Republik ini menjadi penguasa ekonomi dan penjelajah laut yang mahir pada abad ke 17. Zaman ini dikenal sebagai Zaman Keemasan Belanda. Antara perusahaan-perusahaan internasional yang berawal di sini termasuk VOC.
Belanda pernah mempunyai beberapa koloni, salah satu yang paling ternama adalah Nederlands-IndiΓ« (yakni Indonesia) dan Suriname yang ditukar denganNieuw Amsterdam, atau sekarang dikenal dengan New York oleh Kerajaan Inggris . Koloni ini pertama diadministrasi oleh Vereeinigde Oost-Indische Compagnie (VOC) dan West-Indische Compagnie (WIC atau resminya adalah Geoctroyeerde West-Indische Compagnie (GWIC)), keduanya adalah dua perusahaan milik pribadi. Tiga abad kemudian, perusahaan ini mendapat kesulitan finansial dan teritori dimana mereka beroperasi diambil alih oleh pemerintahan Belanda (pada tahun 1815 dan 1791). Pada saat inilah daerah tersebut menjadi koloni resmi pemerintahan Belanda
Belanda masuk ke dalam Kekaisaran Perancis oleh Napoleon Bonaparte, yang kemudian dibebaskan selepas kekalahannya. Selepas itu, Kerajaan Belanda didirikan pada 1815 dengan meliputi kawasan yang dikenali pada hari ini sebagai Belgia dan Luxemburg. Belgia mendapat kemerdekaan pada 1830, sedangkan Luxemburg berpisah selepas kematian Raja Willem III. Pada abad ke-19, Belanda sudah menjadi sebuah negara industri yang sebanding dengan negara negara tetangganya.
Pada abad ke-19. Belanda dapat dikategorikan 'lamban' dalam proses industrialisasi jika dibandingkan oleh negara tetangganya, terutama karena ketergantungannya terhadap infrastruktur air dan kekuatan angin. Belanda bersifat netral semasa Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Belanda ditaklukkan oleh Nazi pada Mei 1940 pada saat perang dunia ke II, dan memaksanya untuk menjadi anggota sekutu. Belanda secara sekejap dalam masa itu untuk didominasi oleh Nazi. Lebih dari 100000 Yahudi-Belanda dibunuh semasa itu. Perkumpulan Bersenjata Abad ke-21 (The 21st Century Army Group) melaksanakan operasi militer yang bertujuan untuk membebaskan Belanda setelah pertentangan oleh warga Normandy, Inggris, Kanada, Polandia dan Amerika yang bertempur di Belanda mulai dari tahun 1944 sampai Belanda dibebaskan tahun 1945. Selepas perang, ekonomi Belanda menjadi semakin maju dengan Belanda menjadi anggota Benelux dan Komunitas Eropa. Belanda juga menjadi anggota NATO.
Belanda merupakan negara perintis Uni Eropa saat pendirian organisasi itu pada 1992.
Geografi
Salah satu bentuk muka yang menarik di Belanda ialah permukaan tanahnya sangat rata. Hampir separuh daripada negara Belanda berada kurang 1 meter dpl. Walaupun demikian, provinsi Limburg, yang berada di bagian tengara negeri Belanda, sedikit berbukit.Permukaan tertinggi ialah Vaalserberg, yang berada di provinsi Limburg, mempunyai ketinggian 321 m. Permukaan yang terendah ialah Nieuwerkerk aan den IJssel, yang berada 6.76 dibawah permukaan laut.
Banyak tanah rendah dikawal oleh dijk dan dinding laut. Sebagian kawasan di Belanda, misalnya daerah Flevoland, mesti direklamasi. Kawasan yang direklamasi itu dipanggil polder.
Salah satu konstruksi yang terkenal ialah "Afsluitdijk" (Penutup Tanggul), yang memisahkan danau IJssel (IJsselmeer, dulunya disebut laut Zuider atau Zuiderzee) dengan laut Wadden (Waddenzee). Panjang dari tanggul ini 32 km dan lebarnya 90 m.
Negara ini dibagi kepada dua bagian utama oleh sungai Rhine (Rijn), Waal, dan Maas.
Arah angin yang utama di Belanda ialah barat daya, yang menyebabkan iklim kepulauan yang sederhana, dengan musim panas yang dingin dan musim sejuk yang sederhana


ekonomi
Belanda mempunyai ekonomi yang maju dan terbuka yang mana pemerintahan telah mengurangi peranannya dalam mengawal ekonomi Belanda sejak 1980-an. Aktivitas ekonomi utama di Belanda adalah termasuk pemrosesan makanan, bahan kimia, pemrosesan minyak, dan pembuatan mesin listrik. Walaupun sektor pertaniannya hanya menyediakan peluang pekerjaan kurang dari 4% populasi, Belanda mampu menghasilkan kelebihan dalam industri makanan untuk diekspor. Belanda menduduki urutan ketiga dalam daftar pengekspor makanan, setelah Amerika Serikat dan Perancis.
Sebagai negara perintis Euro, Belanda menggantikan mata uang lamanya, gulden, pada 1 Januari 2002.

budaya
Belanda mempunyai banyak pelukis ternama. Ketika abad ke-17, Belanda melahirkan banyak pelukis andal seperti Rembrandt van Rijn, Johannes Vermeer, Jan Steen dan lain-lain. Pelukis ternama abad ke-19 dan 20 pula ialah Vincent van Gogh dan Piet Mondriaan selain M.C. Escher (ahli seni grafik) dan Han van Meegeren (pemalsu seni)*[1].
Belanda juga merupakan tanah air Desiderius Erasmus dan Baruch de Spinoza. RenΓ© Descartes pula banyak menjalankan pekerjaannya di Belanda.
Belanda menjadi umum pada 14 SM dalam Reformasi Bahasa Hoovers van Otton(14 SM-29 M dalam budaya Tradisi Belanda kebanyakan Bahasa Belanda (92%)

olahraga
Secara umum, orang Belanda menyukai olahraga. Bila dilihat dari jumlah penduduknya yang relatif sedikit, negara Belanda banyak memenangkan piala di kejuaraan internasional. Contohnya, padaolimpiade musim panas di Sydney (2000), Belanda berada di tempat ke delapan dalam memenangkan piala emas. Sepak bola adalah cabang olahraga yang paling populer. Selain itu, berenang, sepeda balap, tenis, dan bola voli juga digemari.
sumber: winkipedia

komentar : kebudayaan negara Belanda begitu menarik dengan banyaknya melahirkan pelukis 
ternama .  

Budaya Persia

Kebudayaan Persia merupakan salah satu kebudayaan tertua di dunia, begitu pula kesusasteraan nasionalnya. Pada awalnya bahasa yang dipergunakan ialah Bahasa Avesta, yaitu satu daripada dialek bahasa Iran Purba yang digunakan untuk penulisan kitab suci agama mereka. Pada zaman berikutnya bahasa Pahlewi atau Parsi yang dipergunakan dalam penulisan.
Bahasa Parsi termasuk di dalam rumpun bahasa Indo Arya atau Indo Eropah. Rumpun bahasa ini berasal dari Dataran Tinggi Iran. Termasuk ke dalam rumpun bahasa ini ialah bahasa Sanskrit dan cabang-cabangnya di India seperti bahasa Hindi, Shindi, Urdu, Bengali dan lain-lain. Bahasa-bahasa Eropah seperti Latin, Italia, Jerman, Belanda dan lain-lain juga termasuk di dalam rumpun bahasa ini. Tersebar luasnya rumpun bahasa ini di Asia dan Eropah disebabkan perpindahan besar-besaran bangsa Arya dari Kaukasus dan Dataran Tinggi Iran secara berkelanjutan dan berkesinambungan sejak tahun 3000 SM sehingga abad ke-13 M.
Nama Parsi atau Persia diambil dari nama sebuah kabilah atau puak yang berhasil membangun dua kemaharajaan Iran Purba, yakni Hakshiminia dan Parthi. Kedua puak ini berasal dari propinsi Pars, sebuah wilayah timur laut Iran. Pada tahun 770-550 M kedua puak ini berjaya menaklukkan Babylonia, Assyria, Asia Kecil dan Mediterania atau Eropah Selatan. Karena raja-raja daripada Dinasti Hakshiminia (Achemenia) dan Parthi ini berasal daripada Pars, maka orang-orang Yunani, Rumawi, Yahudi dan Arab menyebut orang-orang daripada kawasan Dataran Tinggi Iran sebagai bangsa Persia. Bahasa Parsi sesungguhnya hanya satu saja dari banyak bahasa atau dialek yang digunakan penduduk Dataran Tinggi Iran. Tetapi karena orang-orang Pars memiliki kuasa ekonomi, politik dan budaya yang besar, dan dalam kalangan mereka terdapat banyak cendekiawan dan pemuka agama yang menonjol, maka bahasa Parsi menjadi bahasa yang menonjol di lingkungan kemaharajaan Persia.
Plato dan beberapa penulis Yunani lain menyebut orang-orang Dataran Tinggi Iran sebagai bangsa Aryan. Dari sebutan Aryan inilah nama Iran berasal. Pada tahun 300 SM negeri Parsi ditakluk oleh raja Macedonia Iskandar Agung. Kebudayaan Yunani atau Hellen mengubur kebudayaan Parsi dan bahsanya untuk beberapa waktu lamanya. Tetapi pada tahun 250 SM bangsa Parsi berhasil membebaskan diri dari cengkraman kekuasaan bangsa Macedonia. Pemimpin mereka, Arshak, membina kemaharajaan baru Hakshiminia atau Achemenia. Kemaharajaannya diberi nama kemaharajaan Persia. Bahasa Parsi disebut bahasa Pahlewi, sempana nama maharaja Persia yang pertama. Sejak pada masa itulah bahasa, kesusastraan dan kebudayaan Parsi tumbuh dan berkembang semula. Namun perkembangan kebudayaan dan kesusastraan Persia mencapai kemuncaknya pada zaman Bani Sassan (220-672 M).
Agama Zoroaster atau Majusi merupakan agama resmi kemaharajaan Parsi. Pengaruh agama ini sangat besar terhadap perkembangan kesusasteraannya. Pada abad ke-3 M sebuah agama baru yang dianjurkan oleh Mani muncul. Agama ini disebut agama Mani dan merupakan percampuran agama Zoroaster, Buddhisme dan Kristian. Walaupun agama Mani tidak mendapat penerimaan luas dalam kalangan penduduk Iran, namun pemimpin mereka memainkan peranan penting dalam kehidupan intelektual dan sastera. Agama ini tersebar di Asia Tengah dan China. Pemimpinnya sering berdakwah melalui kegiatan seni halus dan kesusasteraan, dan mereka juga sering terlibat dalam perdebatan agama dan falsafah.
Karya-karya yang dihasilkan pada zaman Bani Sassan ini banyak disalin dan ditulis ulang pada zaman Islam. Karena diberi corak Islam maka karya-karya tersebut menjelma menjadi kesusasteraan baru.
Karya yang dipandang sebagai hasil kemuncak kesusasteraan Parsi Lama ialah Avesta, kitab suci agama Zoroaster. Bahasa Avesta mirip bahasa Sanskrit di India. Kitab Avesta terdiri daripada gatha (nyanyian kerohanian atau ketuhanan). doa-doa, uraian etika dan falsafah hidup, serta masalah yang berkaitan dengan geografi bangsa Iran Purba. Bahasa Parsi yang digunakan dalam kitab Avesta sangat indah dan puitik.
2. Bangsa Parsi dan Islam
Pada tahun 651 M kemaharajaan Parsi di bawah kekuasaan Bani Sassan berakhir. Bangsa Arab di bawah kepimpinan Bani Umayyah menakluki negeri Parsi dalam peperangan besar yang berlangsung lebih kurang sepuluh tahun lamanya. Raja Bani Sassan terakhir Yashgidir II melarikan diri daripada istana beliau dan meninggal dunia pada tahun 652 M. Peperangan antara negeri Parsi dan Arab bukanlah perkara baru dalam sejarah. Jauh sebelum kedatangan agama Islam di negeri Arab kemaharajaan Parsi telah beberapa kali berperang dengan bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain di persekitarannya. Malahan kemaharajaan Parsi pernah mempunyai wilayah protektorat iaitu Bahrain dan Oman.
Tidak lama selepas Nabi Muhammad s.a.w. wafat, yaitu pada zaman khalifah Abu Bakar Siddiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, juga pernah terjadi peperangan antara negeri Parsi dan Arab. Baru pada zaman Bani Umayyah negeri Parsi dapat ditakluki oleh bangsa Arab.
Dengan penaklukan tersebut negeri Parsi yang luas itu menjadi bahagian daripada wilayah Daulah Bani Umayyah yang memegang tampuk pemerintahan di Damaskus. Kemudiannya selepas Bani Umayyah dijatuhkan oleh Bani Abbasiyah yang memegang tampuk pemerintahan Islam di Baghdad, maka negeri Parsi menjadi bahagian daripada wilayah kekhalifatan Baghdad atau Abbasiyah.
Kedatangan bangsa Arab dan Islam membuat kedudukan bahasa Parsi dan huruf Pahlewinya tenggelam, diganti oleh bahasa Arab. Bahasa Parsi tidak digunakan lagi sebagai bahasa rasmi dan huruf Pahlewi diganti oleh huruf Arab. Walaupun demikian tidak bermakna bahasa Parsi tidak dipergunakan lagi dalam percakapan sehari-hari. Kerana besarnya pengaruh bahasa dan huruf Arab lama kelamaan bahasa Parsi banyak mengambil kosa kata Arab dan tumbuh menjadi bahasa baru dengan menggunakan huruf Arab. Bahasa Parsi yang dipengaruhi bahasa Arab inilah kemudiannya yang berkembang menjadi bahasa Parsi baru dan dipergunakan sebagai bahasa kesusasteraan baru.
Tumbuhnya kembali disebabkan banyak faktor. Salah satu di antaranya ialah kerana bahasa Parsi inilah yang ternyata berjaya menjadi media penyebaran agama Islam ke wilayah timur dan utara Iran. Sememangnya pula penaklukan bangsa Arab tidak bermakna penjajahan bangsa Arab terhadap bangsa Parsi. Di antara kedua bangsa yang sama memeluk agama Islam ini terjadi percampuran. Orang-orang Parsi juga banyak memegang jawatan dalam pemerintahan dan memainkan peranan penting dalam pentadbiran dan kehidupan intelektual.
Pada awal abad ke-8 M para cendekiawan Parsi semakin mendominasi kegiatan intelektual dan keagamaan. Mereka semakin bertambah pula penguasaannya terhadap agama Islam dan bahasa Arab. Tidak sedikit penulis-penulis bangsa Parsi ini muncul sebagai pelopor penting perkembangan kesusasteraan Arab. Menonjolnya peranan sasterawan dan cendekiawan Parsi ini disebabkan kerana mereka telah memiliki tradisi intelektual dan sastera yang kaya, yakni jauh sebelum kedatangan agama Islam. Tidak menghairankan apabila dalam kalangan mereka muncul ramai penulis, apalagi pada ketika ramai daripada mereka telah menguasai bahasa Arab dan selok belok agama Islam.
Di antara penulis-penulis awal Parsi terkemuka yang telah memberikan sumbangan besar terhadap perkembangan kesusasteraan Arab dan wacana intelektual Islam ialah:
1. Ibn al-Muqaffa’ (w. 757 M). Sebelum masuk Islam beliau ialah seorang penganut agama Zoroaster. Karyanya yang masyhur dalam bahasa Arab ialah Kalilah wa Dimnah. Dalam bahasa Parsi ialah Kudhay-namah (Kitab Raja-raja Parsi).
2. Ibn al-`Uqba (w. 758 M), penulis kitab riwayat Nabi Muhammad s.a.w. yang paling awal.
3. Muhammad bin al-Sa`ib al-Kalbi (w. 763 M), penulis sejarah Arab purba.
4. Ibn `Ishaq (w. 767 M), penulis Sirah al-Muhammad (Sejarah Nabi Muhammad s.a.w
5. `Isa bin `Umar al-Thaqafi (w. 766 M), pengasas nahu Arab terkemuka.
6. Abu Hanifah al-Nu`man (w. 767 M), pengasas aliran Hanafi dalam madzab Sunnah wa al-Jama`ah.
7. Hammad bin Saphur al-Rawiyah (w. 775 M) penghimpun dan penyunting puisi-puisi Arab lama (mu`allaqat).
8. Jabir bin Hayyan (w. 776 M) penulis kitab astrologi.
9. Muhammad bin Abdullah al-Azdi (w. 777 M) penulis kitab sejarah.
10. Abu Dulama (w. 777 M) penulis kisah-kisah humor.
11. Basyar bin Burd (w. 783 M), penyair.
12. Mufadal al-Dabbi (w. 786 M) penyair dan penghimpun puisi-puisi Arab lama.
13. Sayyid al-Himyari (w. 789 M), penyair.
14. Khalil bin Ahmad (w. 791 M) ahli nahu dan teori kesusasteraan.
15. Sibawayhi (w. 793 M) pengasas nahu Arab terkemuka dan paling berpengaruh dalam kalangan sarjana bahasa. Raja Ali Haji dipengaruhi oleh Sibawayhi.
16. Abu Tammam (w. 846 M), penyair terkenal pada zaman Bani Abbasiyah.
3. Gerakan Cendekiawan Parsi
Pada awal abad ke-8 M, tiga dekad sebelum kekuasaan Bani Umayyah runtuh, sebuah pergerakan kebangsaan Parsi muncul. Pergerakan ini dipelopori oleh beberapa cendekiawan terkemuka. Salah satu matlamat pergerakan ini ialah menghidupkan semula kesesusasteraan dalam bahasa Parsi. Walaupun golongan ini berpecah kepada beberapa kumpulan, namun pergerakan ini berjasa menghidupkan semula perkembangan bahasa dan kesusasteraan Parsi. Kumpulan pertama berkeinginan membangkitkan semula kebudayaan Parsi pra-Islam, sedangkan kumpulan kedua berhasrat membina kebudayaan Parsi baru yang berlandaskan Islam.
Pada awalnya pergerakan ini muncul di provinsi Khurasan dan Pars. Selain mempunyai matlamat budaya, pergerakan ini berjuang menjatuhkan pemerintahan Bani Umayyah yang dipandang penuh ketidakadilan dan menyimpang daripada ajaran Islam.
Pada tahun 750 M pergerakan ini mencapai matlamatnya. Bani Umayyah runtuh dan tampuk pemerintahan Islam diambil alih oleh Bani Abbasiyah. Bani Abbasiyah berasal daripada sebuah puak keturunan Arab-Parsi.  Pemerintahan baru memindahkan ibu negeri kekhalifatan Islam ke Baghdad. Kerana kebijaksanaan politiknya yang terbuka dan pentadbirannya yang baik, Baghdad dengan cepat berkembang menjadi sebuah pusat tamaddun dunia dan kebudayaan Islam. Maraknya perkembangan kebudayaan Islam terutamanya terjadi pada zaman pemerintahan Harun al-Rasyid dan putranya al-Makmun.
Sebagaimana telah dikemukakan dalam pelajaran pertama bahagian pertama, raja-raja Bani Abbasiyah ialah pencinta-pencinta kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Pada zaman inilah semakin ramai cendekiawan Parsi memainkan peranan penting dalam pentadbiran, pendidikan, kegiatan keagamaan, ilmu pengetahuan, falsafah dan kesusasteraan. Kesusasteraan Parsi sekali bertunas terus berkembang, dan kesuburan perembangannya mapat menandingi perkembangan kesusasteraan Arab.
Apabila pada zaman Bani Umayyah penulis-penulis dan cendekiawan Parsi hanya menggunakan bahasa Arab, pada zaman Bani Abbasiyah mereka menggunakan kedua-dua bahasa tersebut. Mereka menggunakan bahasa Arab apabila menulis buku keagamaan dan ilmu pengetahuan, namun menggunakan bahasa Parsi apabila mereka menulis karya sastera. Sudah barang tentu pengaruh bahasa Arab tidak dapat dihindari, malahan pengaruh tersebut justru mempersubur perkembangan bahasa Parsi. Daripada adanya percampuran dengan unsur-unsur Arab inilah bahasa Parsi baru muncul. Huruf Pahlewi sudah pula dilupakan dan sejak pada masa itu mereka menggunakan tulisan Arab.
Pada akhir abad ke-13, bertepatan dengan ditaklukinya kekhalifatan Abbasiyah oleh orang Mongol di bawah kepimpinan Jengis Khan, Ogotay dan Hulagu Khan, kesusasteraan Arab mengalami kemerosotan di negeri Islam sebelah timur. Kebalikannya kesusasteraan Parsi mulai menapak zaman kemuncaknya. Antara abad ke-13 sehingga abad ke-17 karya-karya bercorak Islam yang dihasilkan para penulis Parsi lebih banyak dibandingkan karya-karya sejenis yang dihasilkan oleh penulis Arab. Kesusasteraan Parsi mempengaruhi kesusasteraan Islam lain, termasuk Benua Kecil India (Indo-Pakistan), Asia Tengah, kepulauan Nusantara dan bahkan negeri-negeri Arab. Pencapaian bangsa Parsi dan bangsa-bangsa-bangsa Muslim lain yang berkebudayaan Parsi, juga sangat menonjol pada kurun-kurun tersebut. Bukan sahaja dalam bidang kesusasteraan, namun juga dalam ilmu tasawuf, falsafah, seni halus, arsitektur dan lain-lain.
4. Sastra Persia Modern
Yang disebut kesusastraan Persia modern ialah karya-karya sastra yang muncul pada zaman Islam. Perkembangan kesusastraan modern Parsi ini bermula pada zaman pemerintahan Bani Tahir (820-870 M). Pada zaman ini Khurasan telah menjadi sebuah kerajaan autonom. Raja-raja Bani Tahir yang berasal dari keluarga Iran mempertingkatkan kedudukan bahasa Parsi menjadi bahasa pentadbiran dan kebudayaan. Selain daripada itu bahasa Parsi juga digunakan sebagai bahasa penyebaran agama Islam di wilayah utara dan  timur Iran.
Kedudukan bahasa Parsi menjadi kian penting pada zaman pemerintahan Bani Saffar (870-892 M). Pada zaman inilah kesusasteraan Parsi berkembang dalam arti sesungguhnya. Tetapi perkembangan yang lebih pesat dan maju terjadi secara berturut-turut pada zaman Bani Samman (892-989 M) dan Bani Ghaznawi (989-1109 M). Semua pemegang tampuk pemerintahan kerajaan Parsi ini berasal dari wilayah timur daya dan utara Iran, yaitu Khurasan, Balkh dan Ghazna. Di wilayah-wilayah inilah pergerakan kebangsaan cendekiawan Parsi untuk pertama kalinya muncul pada awal abad ke-8 M.
Perkembangan sebenar bahasa dan kesusasteraan Parsi terjadi pada zaman Bani Ghaznawi. Bukan saja di wilayah utara dan timur daya Iran, tetapi juga di wilayah barat Iran bahasa Parsi menggantikan peranan dan kedudukan bahasa Arab. Bani Ghaznawi juga giat menyebarluaskan penggunaan bahasa Parsi ke timur pada ketika dia menaklukan India pada awal abad ke-12. Sejak pada masa itu sehingga awal abad ke-19 bahasa Parsi digunakan sebagai bahasa pentadbiran dan kebudayaan di India Utara.
Sebagaimana perkembangan kesusasteraan dunia yang lain, perkembangan kesusasteraan Parsi modern dimulai dengan perkembangan puisinya. Penyair yang dipandang paling awal menulis dalam bahasa Parsi Islam ialah Abu al-Abbas, daripada Merwan, sebuah bandar penting di provinsi Khurasan. Beliau menulis qasidah yang dipersembahkan kepada Sultan Makmun pada tahun 809 M. Pada masa itu Sultan Makmun menjawat sebagai gubenur Khurasan. Sultan Makmun ialah putera Khalifah Harun al-Rasyid, ibu baginda ialah seorang wanita Iran yang berasal daripada Khurasan.
Selepas Abu al-Abbas ramai penyair Persi bermunculan. Di antaranya ialah Hanzala, Mahmud Warraq, Abu Salik Jurjani. Muhammad bin Wasif Sukri, Firouz Masyriqi dan lain-lain. Penyair-penyair ini menulis qasidah, sajak-sajak cinta dan kepahlawanan (epik), serta sajak-sajak kritikan sosial. Ssebuah sajak Hanzala diterjemahkan oleh Muhammad Bukhari Lubis, yang bermaksud:
Andai keagungan
tersua di rahang singa
rempuh bahaya
cari di rahang
Sama ada meriba
kebesaran kehormatan
kenikmatan kemuliaan
atau dirimu bagai insan
wajah ke wajah
dengan kematian
Pada abad ke-10 M puisi Parsi mulai mencapai zaman kematangannya. Bani Samman yang memegang tampuk pemerintahan selama lebih kurang 90 tahun merupakan pelindung utama kebudayaan dan kesusasteraan Parsi. Dalam istana beliau berpuluh-puluh sasterawan dan cendekiawan bekerja mengembangkan kebudayaan Parsi dan pendidikan agama Islam. Hal ini merupakan faktor utama berkembangnya tradisi intelektual dalam kalangan rakyat berbahasa Parsi.
Penyair-penyair penting pada zaman Bani Zamman ialah Abdul Syukur, Abu al-Mu`ayyad, Abu al-Hasan Syahid, Kisa`i, Rudagi, Daqiqi, Imara dan lain-lain. Rudagi dan Daqiqi dipandang sebagai penyair paling terkemuka pada abad ke-10. Rudagi berasal daripada Samarkand, mulai menulis pada tahun 915 M. Beliau menghasilkan banyak sajak terdiri daripada lirik, qasidah, elegi dan epik. Beliau juga meggubah semula kisah Kalilah wa Dimnah dalam bentuk puisi naratif yang panjang dan sangat indah penyajiannya.
Daqiqi (w. 980 M) ialah penyair yang masih menganut agama Zoroaster pada waktu milai menulis. Baru pada masa tuanya beliau memeluk agama Islam. Beliau ialah penulis lirik dan epik yang terkemuka. Dalam sebuah sajaknya beliau mengatakan bahawa Zarathustra, pengasas agama Zoroaster, ialah seorang nabi yang juga mengajarkan agama Tauhid. Kerana itu beliau menyatakan bahawa ajaran Islam tentang keesaan Tuhan bukan hal baru untuk orang-orang Parsi.
Walaupun agak lambat perkembangannya dibanding puisi, prosa juga telah mulai ditulis pada abad ke-9 oleh penulis-penulis Parsi. Di antara karya prosa awal yang muncul dalam bahasa Parsi Islam ialah Hikayat Pembrontakan Hamzah menentang khalifah Abbasiyah. Hikayat ini ditulis oleh Mas`udi dari Merwan.
Penulis Parsi sangat menyukai epik atau kisah kepahlawanan. Kecenderungan ini berakar umbi dalam tradisi mereka sejak zaman Bani Sassan. Di antara kisah kepahlawan yang terkenal ialah Shah-Namah karangan Firdausi. Pada abad ke-10 karya Tabari, Sejarah Dunia, diterjemahkan oleh Abu `Ali al-Ba`lami, seorang penulis karya bercorak kesejarahan yang terkenal. Sebuah karya agung lain yang muncul ialah Tafsir al-Qur`an.
Ibn Sina, seorang filosof dan ahli perubatan terkenal, juga menulis sajak-sajaknya dalam bahasa Parsi. Sajak-sajaknya bercorak filosofis dan mistikal. Di antara sajaknya, ialah yang bertajuk “Batas Pengetahuan”:
Di gurun kehidupan maha luas
Terlalu banyak yang dicari fikiran
Rambut dibelah, tak jumpa benang pengikat
Dalam pikiran ratusan matahari terbit
Namun rahsia sebutir zarrah
Tak kunjung tersingkap
Pada zaman pemerintahan Bani Ghaznawi kematangan kesusasteraan Parsi semakin nampak. Pada masa ini muncul seorang penulis epik terkenal, yang karyanya masih diingat dan dibaca luas bangsa Parsi sehingga kini. Penulis tersebut ialah Abu al-Qasim al-Firdawsi. Karya beliau Shah-Namah (Kitah Raja-raja) ditulis selama 30 tahun sejak pada tahun 980 M. Buku ini ditulis dalam bentuk puisi naratif yang indah, menceritakan kepahlawanan raja-raja Parsi lama, terutamanya raja-raja Bani Sassan.
Sebagai epik besar Shah-Namah dipandang menyamai epik Yunani terkenal Iliad karya Homeros dan epik India yang masyhur Ramayana karya Walmiki Penceritaan Shah-Namah dimulai dengan pujian kepada Allah s.w.t. dan salawat kepada Nabi Muhammad s.a.w., kemudiannya dilanjutkan dengan sanjungan kepada Sultan Mahmud al-Ghaznawi yang menjadi pelindung Firdawsi. Karya Firdawsi yang lain ialah Yusuf dan Zuleikha, yang kisahnya diambil daripada al-Qur`an. Firdawsi juga menulis banyak lirik.
Penyair terkemuka lain pada zaman Bani Ghaznawi ialah Unsursi, Manuchcheri, Abu Sa`id al-Khayr, Baba Tahir `Uryan, Baba Kuhi, Bayazid al-Bhistami, Khwaja Abdullah `Ansari dan lain-lain. Abu Sa`id al-Khayr, Baba Tahir, Baba Kuhi, Bayazid, dan Ansari dikenali sebagai penyair sufi.
Perkembangan kesusasteraan yang subur pada zaman Bani Ghaznawi disokong pula oleh perkembangan sains, falsafah dan tasawuf. Tasawuf sangat mempengaruhi jiwa para penulis Parsi sejak abad ke-11 M. Di antara risalah tasawuf tertua dalam bahasa Parsi ialah Kasyf al-Mahjub (Ketersingkapan Hijab) karya Ali Usman al-Hujwiri
Tokoh-tokoh tasawuf terkenal pada abad ke-10 dan 11 M seperti Bayazid al-Bhistami, Niffari, Sahl al-Tustari, Mansur al-Hallaj, Junaid al-Baghdadi dan lain-lain berkebangsaan Parsi. Tidak mengherankan apabila sebagian besar hasil-hasil kesusastraan Parsi sejak abad ke-17 sehingga pada masa yang akhir sangat dipengaruhi oleh tasawuf dan falsafah, khasnya falsafah masyriqiyah (ketimuran) yang diajarkan Ibn Sina dan falsafah `isyraqiyah (cahaya) yang diajarkan oleh Suhrawardi Maqtul. Ibn Sina dan Suhrawardi juga berkebangsaan Parsi, walaupun mereka juga menulis dalam bahasa Arab.
Besarnya pengaruh falsafah dan tasawuf nampak jelas pada karya sasterawan-sasterawan agung Parsi, yang karya-karya mereka akan dikaji dalam pelajaran ini, yaitu Umar al-Khayyami (Omar Khayyam), Farid al-Din  al-`Attar, Jalal al-Din Rumi dan Sa`di.
Kerana itu tak dapat kita mengkaji karya-karya penulis Parsi tanpa mengetahui serba sedikit mengenai perkembangan falsafah Islam dan tasawuf, yang sebahagian besar tokoh-tokohnya ialah para cendekiawan, sarjana dan ulama Parsi.
5. Sastra, Falsafah dan Tasawuf
Dalam tradisi Islam falsafah berkembang pada abad ke-9 M pada zaman Bani Abbasiyah. Kegiatan penerjemahan buku-buku Yunani, Syria, Parsi Lama dan India sangat mendorong perkembangan tersebut. Peranan cendekiawan Parsi sangat penting sejak awal lagi dalam perkembangan kajian dan pemikiran falsafah Islam. Kota-kota penting yang merupakan pusat-pusat tamaddun (perabadan) Islam yang awal, seperti Baghdad, Kufa dan Basrah terletak di sempadan negeri Arab dan Parsi, dan merupakan pusat pertemuan orang-orang Parsi dan Arab. Pada abad ke-9 M pula Khurasan, sebuah provinsi kekhalifatan Bani Abbasiyah yang terletak di wilayah utara Iran, tumbuh pula menjadi pusat tamaddun Islam yang utama.
Dalam perkembangannya yang awal filosof Muslim menerjemahkan, mengkaji dan menafsir ulang karya para filosof Yunani, Parsi Lama dan Asia Kecil secara intensif, sehingga kemudiannya menghasilkan berbagai bentuk pemikiran falsafah baru. Untuk memperkukuh pemikiran falsafahnya para filosof Muslim juga mengkaji dan menafsirkan ayat-ayat al-Qur`an dan Hadits. Kitab al-Qur`an dan Hadits itulah yang dijadikan landasan dan sumber ilham pemikiran mereka.
Sebagai jalan rasional dalam mencari kebenaran dan landasan teoritikal ilmu pengetahuan, falsafah sangat digemari oleh para cendekiawan Muslim pada abad-abad ke-9 dan 10 M sehingga pada abad-abad selanjutnya. Kitab suci al-Qur`an sendiri banyak memuat firman Allah yang mengajarkan agar manusia giat berfikir untuk memahami berbagai selok-belok kejadian di alam semesta dan peristiwa-peristiwa sejarah, serta untuk memahamkan betapa agungnya Tuhan. Namun pemikiran berdasarkan akal tidaklah memadai. Ia mesti dilandasi keimanan dan petunjuk (al-huda) Ilahi sebagaimana terkandung dalam ayat-ayat suci al-Qur`an. Dan al-Qur`an dinyatakan dalam firman Tuhan sebagai kitab yang berisi petunjuk yang tidak dapat diragui.
Sebutan lain untuk falsafah ialah al-hikmah. Makna al-hikmah ialah kearifan yang dimiliki seseorang disebabkan telah mencapai pengetahuan yang tinggi tentang hakikat kehidupan. Pengetahuan tersebut diperolehi selepas seorang arif mengkaji, merenungkan dan memikirkan selok belok kejadian di alam semesta dan kehidupan manusia. Dalam perkembangannya terdapat banyak aliran pemikiran falsafah, begitu cabang-cabang disiplin falsafah juga berkembang. Cabang-cabang falsafah ialah metafisika, logika, etika, falsafah ketuhanan, psikologi, estetika, epistemologi (falsafah ilmu pengetahuan), falsafah alam (fisik), falsafah sejarah, falsafah politik dan lain-lain.
Di antara aliran pemikiran tersebut ada golongan pemikir yang mempercayai bahwa hanya jalan akal yang dapat membawa manusia kepada kebenaran. Aliran ini sering tidak bersesuaian dengan pandangan para ulama. Golongan ini dikenali sebagai Mu`tazilah. Golongan ini juga sering disebut sebagai pemikir bebas (free-thinker), dan pendapat mereka sangat kritikal terhadap pandangan golongan ulama tradisional. Kadang mereka juga menghasilkan pemikiran yang skeptikal, yaitu pandangan yang meragukan perkara-perkara yang tidak dapat difahami oleh akal. Sajak-sajak al-Ma`arri yang awal, dan juga sajak-sajak Umar al-Khayyamii (Umar Khayyam), sering mencerminkan pandangan skeptikal golongan pemikir bebas ini.
Tetapi di sampiing itu muncul pula para filosof yang berjaya mendamaikan jalan pemikiran rasional dan jalan agama atau spiritualiti. Golongan ini selain memberi keutamaan pada akal, terutamanya dalam penelitian ilmiah,  juga memberi tempat kepada spiritualitas. Dua aliran penting yang menggabungkan jalan rasional dan jalan spiritual ialah filosof masyriqiyah (ketimuran) dan filosof `isyraqiyah. Pengasas aliran masyriqiyah ialah Ibn Sina dan pengasas aliran `isyraqiyyah ialah Suhrawardi al-Maqtul
Kedua-dua aliran pemikiran ini berpengaruh kepada perkembangan kesusasteraan Arab dan Parsi, misalnya sebagaimana nampak dalam karya Ibn Tufayl: Risalah Hayy Ibn Yaqzan. Falsafah masyriqiyah bermakna falsafah ketimuran.. Disebut demikian karena timur merupakan tempat terbitnya matahari atau cahaya. Suhrawardi al-Maqtul, pengasas falsafah `isyraqiyah atau falsafah cahaya, misalnya mengemukakan konsep bahawa Cahaya yang merupakan pembimbing alam sejagat termasuk manusia, dan setiap yang hidup merupakan cahaya tulen dan Tuhan ialah Cahaya segala cahaya. Dengan itu filosof aliran ini.meyakini bahwa dalam diri manusia terdapat cahaya, yang harus disingkap, dan cahaya itu ialah akal aktif.
Menurut pandangan filosof masyriqiyah, dalam pencapaiannya yang tertinggi pemikiran rasional akhirnya tertunduk kepada kebenaran agama, karena dalam penglihatan fikiran yang tinggi yang nampak pada akhirnya ialah Hakikat Tertinggi kehidupan, yaitu Tuhan, Sang Maujudat Tunggal. Tokoh-tokoh falsafah Islam seperti al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina, al-Biruni, Zakariyah al-Razi, Umar al-Khayyami, Ibn Haytam, Amiri dan lain-lain ialah orang-orang Parsi, walaupun mereka menulis banyak risalah dalam bahasa Arab.
Pengaruh falsafah dan tasawuf sangat kuat dalam sajak-sajak Umar al-Khayyami. Karena adanya pengaruh falsafah itu kadang terdapat sajak-sajak Umar al-Khayyami yang mencerminkan pandangan skeptikal (ragu) dan pesimistik. Hal ini disebabkan karena segala sesuatu dilihat semata daripada kacamata akal. Segala yang menimbulkan keraguan kepada akal, tidak dengan mudahnya dipercayai sebagai kebenaran. Tetapi Umar al-Khayyami juga dipengaruhi pemikiran ahli falsafah masyriqiyah dan tasawuf. Beliau pada akhirnya mencapai kepastian dan sampai di jalan agama.
Tetapi di antara filosof-filosof Parsi yang pemikirannya benar-benar bercorak religius dan berpengaruh dalam kesusasteraan Islam ialah Zakariya al-Razi (864-925 M), Abu Nasr al-Farabi (870-950 M), Ibn Sina (980-1037 M), Imam al-Ghazali (w. 1111 M) dan Suhrawardi al-Maqtul.Imam al-Ghazali dan Suhrawardi al-Maqtul malahan juga dikenali sebagai ahli-ahli sufi terkemuka yang menulis banyak puisi atau karya sastera bercorak alegori dan simbolikal.
Corak religius dan mistikal pemikiran al-Razi nampak dalam karyanya al-Tibb al-Ruhani dan al-Sirat al-falsafiyyah. Teori beliau yang masyhur ialah tentang jiwa. Menurut beliau walaupun jiwa mempunyai sifat jasmaniyah, tetapi jiwa lebih bersifat ruhaniyah. Beliau memberi tafsir mistikal terhadap kata ‘jiwa’ (al-nafs) yang terdapat dalam al-Qur`an. Jiwa ialah sebuah zat kerohanian yang terpenjaran dalam rumah jasmani. Menurut al-Razi jiwa bersatu dengan jasmani untuk mengjasilkan bentuk-bentuk yang merupakan sumber kenikmatan dan kesenangan tubuh dan jiwa.
Filosof yang pemikirannya sangat berpengaruh terhadap perkembangan tasawuf dan kesusasteraan Parsi ialah al-Farabi dan Ibn Sina. serta Imam al-Ghazali. Pemikiran al-Farabi dan Ibn Sina bersesuaian dengan pemikiran para sufi, khasnya yang berkenaan metafizika. Menurut kedua-dua filosof itu Wujud tunggal yang hakiki ialah Tuhan, sedang ciptaan-Nya yang banyak bukan wujud dalam erti sebenar. Wujud Tuhan disebut Wajib al-wujud, iaitu wujud yang harus ada dan ada dengan sendirinya. Sedang wujud ciptaan yang banyak disebut mumkin al-wujud atau wujud wahmi. Arti mumkin al-wujud ialah wujud yang kewujudannya tidak terjadi dengan sendirinya, namun disebabkan kehendak Wujud Hakiki, iaitu Tuhan. Disebut wujud wahmi karena wujud ciptaan yang banyak itu bersifat khayali (wahmi), dan kewujudannya tergantung kepada Wujud Tunggal Yang Hakiki dan Abadi.
Sebagai filosof al-Farabi juga dikenali sebagai seorang ahli zuhudiyyah. Dalam kehidupannuya beliau tidak begitu mempersoalkan kekayaan dan kedudukan. Beliau memecahkan persoalan falsafah dengan cahaya tasawuf. Karya beliau yang masyhur ialah Kitab al-Fusus. Dalam bukunya itu beliau antara lain menulis, “Tiada wujud lebih sempurna dibandingkan kewujudan-Nya. Dia tidak tersembunyi dalam kewujudan-Nya, namun mata manusia tidak dapat melihat-Nya sebab Dia itu Transenden. Allah sebagai Wujud Hakiki dan Abadi merupakan sebab segala sesuatu. Kewujudan segala sesuatu (ciptaan-Nya yang banyak) berasal daripada tajalli-Nya, iaitu manifestasi kreatif ketuhanan-Nya. Kewujudan yang sebenar bersifat rohani atau Ruh. Tuhan ialah Zat ruhani yang paling murni dan tidak bercampur dengan apa pun.
Tetapi terdapat perbedaan antara filosof dan sufi dalam ikhtiar mereka mencapai penyatuan dengan Yang Hakiki. Selain mempergunakan jalan akal dan pengetahuan, para sufi juga mempergunakan jalan cinta dan kalbu. Para sufi dalam ikhtiarnya itu merumuskan disiplin jalan kerohanian. Misalnya dengan memperbanyak ibadah dan berbagai latihan kerohanian lain.
Di Parsi tasawuf berkembang dengan subur sejak pada abad ke-10 M. Pemikiran tasawuf yang awal nampak dalam karya Abu al-Hasan Kharraqani dan Bayazid al-Bhistami. Tokoh-tokoh dan sasterawan sufi terkenal selain kedua-dua tokoh di atas ialah Abu Bakr al-Kalabadhi ( w. 1000 M), Abu Nasr al-Sarraj (w. 988 M),  Abu Thalib al-Makki (w. 996 M), Abu Abdul Rahman al-Sulami (w. 1023 M), Abu Nu`aym al-Isfahani (w. 1038 M) dan lain-lain.
Karya al-Kalabadhi Kitab al-Ta`arruf telah pun dikutip dalam bahagian pertama pelajaran kedua buku ini. Dalam buku itu beliau menjelaskan tahapan-tahapan kerohanian (maqam) perjalanan seorang sufi, dan keadaan-keadaan rohani/jiwa (ahwal) yang terbit selama perjalanan dilakukan, Dalam perjalanan kerohanian itu penyucian diri dan kalbu sangat diutamakan.
Abu Thalib al-Makki terkenal kerana karyanya Qut al-qulub. Di dalam bukunya itu beliau menjelaskan jalan kalbu mencapai kebenaran tertinggi dan peringkat-peringkat keadaan kalbu. Beliau juga menjelaskan kaitan ilmu hakikat dengan syariat. Sedangkan Sulami terkenal kerana karyanya Tabaqat al-Sufiyyah. Dalam bukunya itu beliau menguraikan kehidupan wali-wali sufi dan perjalanan kerohanian mereka dalam jalan tasawuf. Sedangkan Abu Nu`aym terkenal kerana bukunya Hilyat al-`Awliya’. Bukunya ini merupakan sebuah ensiklopedi sufi yang luas kandungannya.
Abu Bakar al-Sarraj terkenal dengan bukunya Kitab al-Luma’ fi al-Tasawuf. Dalam buku itu beliau menguraikan ajaran para sufi, khususnya tentang peringkat-peringkat kerohanian dan keadaan-keadaan rohani.
Pada awal abad ke-12 M tasawuf tidak hanya diterima secara luas di negeri-negeri Arab dan Parsi, tetapi juga di negeri Islam lain. Kesusasteraannya pun berkembang. Di Parsi sendiri muncul banyak penyair sufi terkemuka seperti Abu Sa`id al-Khayr, Khwaja Abdullah Ansari, Baba Kuhi, Baba Tahir `Uryan, Sana`i dan lain-lain.
 sumber:ahmadsamantho.wordpress.com/2008/05/14/sastra-persia-dalam-lintasan-sejarah/